Gelang Ion dan Magnet
Sekarang bila tidak ada energi ajaib,
energi apa yang bisa diklaim? Well, ada energi listrik, energi magnet,
energi gravitasi dan semua energi tak sentuh lainnya. Lalu muncullah
berbagai batu yang dikatakan memiliki energi seperti itu. Yang paling
populer mungkin energi magnet, karena energi semacam ini jarang disadari
dalam kehidupan sehari-hari. Alat-alat penyembuhan magnetik lalu dibuat
dengan hati-hati bersama sederetan pemeriksaan keamanan agar jangan
sampai gara-gara magnet, bukannya seseorang sembuh malah ia mengalami
penyakit.
Atau ada juga yang mengetengahkan gelang
ion, turunan dari energi listrik. Gelang ion dikatakan mampu memberikan
kesehatan tubuh terutama pada otot. Perusahaan yang cukup hati-hati,
QT. Inc, mencoba memeriksa kebenaran dari klaim ini. Mereka mengumpulkan
partisipan yang terdiri dari pria dan wanita berusia minimal 18 tahun
yang mengalami sakit otot. Baik peneliti maupun partisipan tidak tahu
mana partisipan yang diberikan gelang ion dan mana yang diberikan gelang
biasa (placebo). Kedua gelang ini identik dan tak terbedakan dari luar.
Gelang lalu dipakai sesuai rekomendasi perusahaan. Studi yang dilakukan
antara tahun 2000 – 2001 ini memenangkan penghargaan Akademi Kedokteran
Keluarga Florida bulan oktober 2002. Dan anda tahu hasilnya? Tidak ada
perbedaan antara orang yang memakai gelang ion dengan orang yang memakai
gelang biasa! Semua tidak mengalami kesembuhan.
Tapi hal berbeda ditunjukkan oleh gelang
magnet. Para peneliti dari Sekolah Medis Peninsula menggunakan 194
pasien berusia 45-80 tahun yang menderita osteoarthritis di paha atau
lutut dari lima Rumah Sakit. Tiga buah gelang di siapkan: gelang magnet
standar, gelang magnet lemah dan gelang biasa (plasebo). Tiga gelang ini
identik dan diberikan secara acak pada pasien. Mereka diminta
memakainya selama 12 minggu. Perubahan yang mereka alami dicatat
menggunakan skala rasa sakit. Ternyata faktor penggunaan obat pereda
sakit dan keyakinan pasien tidak mempengaruhi hasil, para ilmuan merasa
tidak yakin apakah yang mereka temukan merupakan efek magnet atau efek
plasebo. Tapi apapun mekanismenya, manfaat dari gelang magnet tampak
nyata.
Ini berita bagus bagi para penjual
gelang magnet. Paling tidak rasa sakit akibat osteoarthritis dapat
berkurang karenanya. Tapi beberapa berusaha melangkah lebih jauh dengan
mengatakan semua penyakit dapat disembuhkan. James D Livingston
mengatakan: “Semakin ekstrim klaim tentang terapi magnet, seperti
menyembuhkan kanker dengan menggantung magnet super di leher, bukan
hanya tidak masuk akal namun juga berbahaya, karena dapat mengalihkan
perhatian penderita dari pengobatan sesunguhnya sehingga penyakitnya
bertambah parah. Perhiasan magnet dan sebagian besar produk terapi
magnet mungkin tidak berbahaya kecuali membuang-buang uang.”
Gagasan terapi magnet sebagai pengobatan
alternatif yang mengatakan kalau medan magnet memberikan kekuatan sudah
berusia berabad-abad. Sebagai contoh, di awal 1770an, Anton Mesmer,
seorang dokter dari Wina menemui seorang pendeta dan penyembuh dengan
nama Maximillian Hell. Sang pendeta mengklaim kalau ia menyembuhkan
orang dengan lempengan baja magnetik. Ia tahu terapi ini bekerja karena
ia banyak memiliki konsumen yang merasa puas. Mesmer meniru terapi
magnet Hell dan mengatakan kalau hal tersebut bekerja karena ada aliran
magnet yang sangat halus menembus apa saja yang kadang terganggu dan
harus diperbaiki. Hell, menurut Mesmer, membuka blokadi aliran cairan
magnet ini dengan magnetnya. Mesmer lalu menemukan kalau ia mendapatkan
hasil yang sama tanpa menggunakan magnet.
Sudah dua setengah abad lamanya sejak
Mesmer menemukan kalau penyembuhan magnet pada banyak penyakit hanyalah
khayalan. Di masa modern pengaruh magnet terhadap penyembuhan dilakukan
per jenis penyakit. Kasus pada osteoarthritis di atas sudah kita
paparkan dan hasilnya positif. Dan hasil dari polio juga demikian. Studi
yang dilakukan di Baylor College of Medicine. Studi ini membandingkan
pengaruh magnet dan placebo pada rasa sakit di lutut 50 orang pasien
pasca polio. Kelompok eksperimental melaporkan berkurangnya rasa sakit
dibandingkan kelompok kontrol. Sekarang, apakah Mesmer salah?
Sebuah penelitian yang lebih luas
cakupannya dilakukan oleh New York College of Podiatric Medicine.
Hasilnya negatif. Magnet tidak mempengaruhi penyembuhan rasa sakit
betis. Dalam periode 4 minggu, 19 pasien memakai sendal yang diselipkan
kertas magnet, sementar 15 pasien lainnya memakai sendal yang sama,
hanya tanpa magnet. Kedua kelompok melaporkan merasa sehat dengan
persentase sama (60%). Tahun 1982, C.Z. Hong et al menemukan kalau
kalung magnet tidak menghilangkan rasa sakit leher atau punggung. Tahun
2002, sebuah studi kecil dengan 30 subjek menemukan kalau penggunaan
magnet untuk mengurangi rasa sakit sindrom saluran karpal tidak lebih
efektif dari placebo. Studi lain oleh Collacot et al (2000) juga tidak
menunjukkan perbedaan antara magnet dan plasebo untuk sakit punggung.
Studi dari Universitas Virginia yang menguji magnet pada penderita
fibromyalgia juga tidak menemukan perbedaan yang nyata antara magnet dan
plasebo. Tinjauan literatur ilmiah berskala besar menunjukkan
keberhasilan terapi magnet yang sangat minim.
Hasil menarik dari studi semacam ini
terkait dengan efek plasebo. Pasien yang menjadi partisipan yang
diberikan plasebo atau perlakuan palsu seringkali melaporkan kalau
mereka merasa baikan karena semata percaya kalau perlakuan yang
diberikan kepada mereka adalah asli. Menurut Dr Winemiller “efek plasebo
ditemukan semakin kuat pada pasien yang percaya sepenuhnya kalau sendal
magnet dapat membuat dirinya sehat.” Hal yang sama dikatakan oleh para
peneliti sendal magnet seperti Edward Laskowski, M.D., dan W. Scott
Harmsen dari Klinik Mayo, dan juga Robert Billow, D.O., dari Lembaga
Bedah Ortopedik Barat Laut, Mount Vernon, Washington.
Beberapa pendukung terapi magnet adalah
atlit profesional seperti Jim Colbert dan John Huston (golf), Dan Marino
(sepak bola) dan Lindsay Davenport (tenis). Keyakinan mereka semata
berdasarkan penalaran post hoc. Mungkin saja kalau rasa nyaman yang
diberikan sabuk magnet pada pemain golf yang bermasalah punggung bukan
semata karena efek plasebo atau kekeliruan regresif. Mungkin karena
dukungan atau tambahan panas dari sabuk tersebut. Produknya dapat
bekerja baik tanpa harus diberi magnet. Namun atlit tidak bersedia
melakukan uji ilmiah, sama halnya dengan perusahaan pembuatnya.
Atlit bukan satu-satunya yang mendukung
kekuatan magnet untuk penyembuhan. Ahli bedah ortopedik dari Universitas
Miami, Dr. Richard Rogachefsky, mengklaim kalau ia sudah memakai magnet
untuk sekitar 600 pasien, termasuk orang yang cedera karena tembakan.
Ia mengatakan magnet mempercepat proses penyembuhan. Buktinya? Ia
melihat sinar X. Dr William Jarvis tidak percaya. Menurutnya “dokter
apapun yang bertopang pada impresi klinis, pada apa yang mereka rasakan
saja, adalah dokter yang bodoh.” Ada alasan kuat mengapa para ilmuan
melakukan studi terkendali (double-blind) dimana bukan hanya partisipan
yang tidak tau mana yang plasebo mana yang asli, bahkan peneliti juga
tidak tahu kecuali setelah percobaan selesai dan data siap di analisa.
Alasannya adalah untuk menguji sebab akibat. Untuk mencegah prasangka.
Mungkin mekanisme yang diajukan oleh
para ahli terapi magnet adalah magnet dapat memperbaiki aliran darah
dalam jaringan. Sayangnya, medan magnet yang dapat dipasang pada gelang,
kalung, sabuk atau sendal, terlalu lemah dan semakin lemah seiring
bertambahnya jarak. Anda tentu bisa melihat bagaimana magnet yang besar
tidak mampu menarik paku yang berjarak beberapa puluh centimeter.
Jangkauan daya tarik magnet sangat terbatas apalagi bagi hemoglobin,
komponen darah lainnya, jaringan otot, tulang, pembuluh darah atau organ
tubuh yang pada dasarnya bukan logam! Studi tahun 1991 dengan
menerapkan medan magnet hingga 1 Tesla tidak menunjukkan efek pada
aliran darah manusia. Oksigenasi jaringan juga tidak terpengaruh.
Beberapa praktisi mengklaim kalau magnet dapat memperbaiki keseimbangan
energi elektromagnetik tubuh, namun medan demikian sama sekali tidak
ada. Bahkan medan magnet yang dipakai dalam pencitraan resonansi
magnetik, yang luar biasa kuatnya, tidak menunjukkan efek yang teramati
pada tubuh manusia.
Yayasan Sains Nasional AS tahun 2002
secara resmi mengatakan kalau terapi magnet sepenuhnya tidak ilmiah.
Sebagian pedagang terapi magnet berusaha menyembunyikannya menggunakan
istilah ilmiah. Klaim demikian tidak didukung oleh studi ilmiah dan
klinis.
Medan Energi Titik Nol (Zero Point Energy Field) dan Terapi Hologram
Ada juga yang berani lebih dalam lagi
merogoh batas antara energi nyata dan tidak nyata. Anda ingat istilah
energi bebas di atas. Pernahkah anda belajar tentang energi bebas di
sekolah? Tidak ada. Karena gagasan energi bebas ini semata sebuah
cuplikan dari konsep fisika teoritis.
Sebuah konsep penting yang harus ada
berdampingan dengan energi tak sentuh adalah medan. Energi magnet
misalnya, punya medan magnet. Energi gravitasi punya medan gravitasi.
Energi listrik punya medan listrik. Dan energi bebas? Ada namanya medan
titik nol. Menurut fisika teoritis, medan titik nol adalah medan yang
mencakup alam semesta itu sendiri. Dalam skala super kecil, lebih kecil
dari atom, dari quark, dari elektron, terdapat sebuah kisi-kisi yang
memiliki titik-titik sudut yang saling berinteraksi. Inilah perwujudan
dari medan titik nol. Ia sudah diajukan dalam dunia ilmiah semenjak
seratus tahun lalu oleh Calabi-Yau. Namun hingga kini belum ada bukti
kalau medan demikian ada. Para ilmuan membangun Penumbuk Hadron Raksasa
seharga triliunan untuk mengujinya. Dengan energi luar biasa para ilmuan
menghantamkan atom dan partikel sub atom untuk melihat isi darinya.
Melihat apakah di dalam jerohan super kecil ini ada yang namanya medan
titik nol.
Hal yang sama berlaku dengan Hologram.
Gagasan fisika teoritis ini berasal dari fisikawan Karl Pirbram yang
berteori kalau alam semesta kita adalah sebuah hologram. Gagasan ini
lebih modern dari medan titik nol. Masalahnya juga sama, ia semata
teori. Teori matematika yang sangat indah. Tapi keberadaannya belum
dapat dibuktikan. Penumbuk Hadron Raksasa juga berusaha menguji teori
ini.
Dan tebak, walaupun sampai sekarang para
ilmuan masih mencari, beberapa orang tanpa malu mengatakan kalau mereka
punya bukti berdasarkan ucapan semata! Lebih parah lagi, bukti ini
sudah termasuk dalam, siap-siap, ini daftarnya : tongkat energi, gelang
energi, kalung energi, kristal DNA dan semua prodik yang dimuat dengan
energi dari Medan Penyatuan lewat radiasi yang menghasilkan manfaat
setiap saat, kapanpun dan untuk siapapun.
Anda hanya akan menemukan teknologi
energi titik nol dan terapi hologram dalam produk kesehatan. Para
“pakar” energi titik nol tidak memberikan publikasi ilmiah walaupun
mereka mengklaim telah meneliti bertahun-tahun dan mengatakan bahwa
bidang penelitiannya adalah teknologi energi alternatif. Yup. Anda tidak
akan menemukannya bahkan di jurnal ilmiah fisika energi tinggi
sekalipun kecuali dalam bentuk teoritis.
Medan Energi Alami Tubuh Manusia
Sebuah medan yang memang ada (magnet dan
listrik) dan yang mungkin ada (titik nol) sudah di eksploitasi. Medan
yang tidak ada belum dijamah. Tunggu dulu. Siapa bilang? Pernah dengar
Medan Energi Alami Tubuh? Yup. Anda tidak akan menemukannya dalam
biologi dan fisika, apalagi kedokteran. Medan demikian hanya akan anda
temukan dalam, produk kesehatan gelang ajaib. Dan sekali lagi, atlit
menjadi bagian terdepan. Shaquille O’neal mengatakan : “Saya mengenal
Power Balance saat ada yang mengenalkannya ke saya. Malam itu, saat
bermain dengan Phoenix Suns, ada tiga orang teman saya yang memakainya
dan kami menang 57 point! Saya rasa ada yang hebat saat saya memakai
gelang ini, jadi saya memakainya terus. Saat saya melepaskannya, saya
kembali merasa normal. Sejak itu saya terus memakai gelang ini.”
Anda bisa menemukan kesalahan penalaran
Shaquille O’neal di sini? Dia semata berasumsi. Tiga orang memakai
gelang sakti belum tentu menjadi penyebab menangnya mereka, sama halnya
dengan tiga orang wanita menunjukkan betisnya di tepi pantai belum tentu
menjadi penyebab terjadinya bencana gempa. Tapi begitulah penalaran
awam.
Lalu bukti “ilmiah” pun muncul. Tanpa
menunjukkan paper aslinya atau referensi langsung, Examiner.com
mengatakan “Penelitian menunjukkan kalau sel tubuh mampu menemukan
sendiri frekuensi mereka. Benda lain juga dapat mencocokkan frekuensi
ini.” Penelitiannya mana? Di Jurnal apa? Referensinya mana? Silakan cari
kalau ketemu. Saya tidak menemukannya. VibeLife.net lebih spesifik
dengan mengatakan: “misalkan anda mendekatkan sebuah garpu tala 440 Hz
didekatkan pada garpu tala 440 Hz di dekatnya, garpu kedua akan ikut
bergetar (resonansi) dengan nada yang sama.” Tujuannya menjelaskan kalau
sel tubuh juga demikian. Oke, konsep resonansi sudah kita pelajari di
SMP, lalu apa hubungannya dengan Power Balance? Apa bukti adanya
hubungan ini ada? Tidak anda temukan.
Menurut NewWayClinic.com, “telah ada
banyak studi klinis mengenai efektivitas teknik di atas untuk asma,
alergi dan penyakit kulit, dengan tingkat kesuksesan 78% – 93%.” Lalu?
Ya sudah. Begitu saja. Tidak ada referensi, tidak disebutkan studi itu
apa saja, dimana saja dan bagaimana dilakukan.
Tapi tetap saja mereka mengklaim kalau
gelang Power Balance dibuat setelah bertahun-tahun penelitian dan
pengembangan. Rahasia perusahaan? Well, kami paham. Tapi ini klaim
ekstraordinari. Klaim luar biasa yang menuntut penjelasan. Semua
penelitian ilmiah tidak menunjukkan adanya medan energi alami tubuh.
Mengapa tiba-tiba Power Balance ada? Apa buktinya?
Kesimpulan
Alhasil apa yang namanya gelang magnet,
gelang ion, power balance, terapi magnet, terapi hologram, energi titik
nol sama kedudukannya dengan cincin berisi jin, gelang pengusir hantu,
kalung gunting untuk mengusir setan pada ibu hamil. Itu hanya mitos.
Bagi yang percaya, silakan percaya. Tapi anda tidak akan menjadi sehat
secara fisik walaupun anda merasa sembuh.
copas dari : http://7ruh.com/gelang-kesehatan-efek-alami-gaya-magnet-dan-listrik/
Tampilan blog sudah menarik dan bagus, hanya perlu pemnambahan artikel-artikel tentang fisika yang kurang. Kalau mengambil artikel dibaca dan diperiksa dulu karena artikel ini bahasanya masih kacau dan tidak jelas susunan bahasanya, kalau bisa silahkan diringkas dengan bahasa sendiri. Beri juga judul yang lebih menarik dan content-content yang lain silahkan diisi dan diperbaiki lagi.
BalasHapustrima kash sarannya,..
BalasHapus